Popular Post

Vicaqq.com banner 970x90 FOLLOW TWITTER KU YA :)
Posted by : Unknown Saturday, 13 December 2014

Into the Storm
(2014)
Quality: WEB-DL
Film seperti ini merupakan sebuah hiburan yang
punya potensi besar untuk meninggalkan dilema
pada penontonnya, kita tahu ia punya materi yang
miskin, usang, bahkan beberapa ada yang terasa
bodoh, tapi disisi lain kita juga akan merasa sulit
untuk memungkiri bahwa apa yang ia berikan
mampu memberikan rasa senang, sekecil apapun
kualitas dan kuantitas yang ia miliki. Yap, guilty
pleasure. Into The Storm, when disaster and drama
destroying each other.
Seorang pria muda bernama Donnie (Max Deacon)
membuat sebuah video berisikan pesan yang ingin
ia ucapkan kepada dirinya 25 tahun kemudian
sebelum acara wisuda di sekolahnya. Video
tersebut merupakan permintaan dari sang ayah,
Gary Morris (Richard Armitage), yang ternyata
dikerjakan oleh Donnie dengan setengah hati karena
masalah diantara mereka, menyerahkan tugas
tersebut kepada adiknya, Trey (Nathan Kress), dan
justru memilih mewujudkan impiannya pada Kaitlyn
(Alycia Debnam-Carey), wanita yang selama ini ia
kagumi.
Tugas sekolah Kaitlyn menjadi jalan bagi Donnie,
tapi ternyata juga membawa masalah bagi mereka.
Sebuah badai tornado raksasa sedang dalam
perjalanan untuk menghancurkan kota mereka, objek
yang celakanya ternyata telah menjadi sesuatu
yang menarik bagi sebuah kelompok yang berisikan
seorang ahli meteorologi bernama Allison Stone
(Sarah Wayne Callies) serta para pria yang dipimpin
Pete (Matt Walsh), yang sangat yakin dengan mobil
bernama Titus yang telah ia rancang dapat
mewujudkan impiannya untuk berada di pusat
tornado dan meraih keuntungan besar dari video
dokumenter yang mereka dapatkan.
Into The Storm adalah film bagi mereka yang datang
untuk menyaksikan sebuah petualangan berisikan
bencana. Oh, tunggu dulu, mungkin lebih tepatnya
“pure disaster”, murni ingin melihat gerakan tornado
memporak-porandakan bangunan, mobil ukuran
besar, hingga alat transportasi lainnya, dan
bergabung bersama dua orang gila (mungkin juga
tiga) dalam upaya mewujudkan mimpi mereka. Ya,
kasarnya anda mungkin akan merasa sangat
senang jika diawal hanya berharap untuk dapat di
hibur dengan kehancuran visual, yang harus di akui
berhasil memberikan kinerja memuaskan.
Lantas bagaimana dengan mereka yang datang
tidak dengan keinginan yang sederhana seperti
tadi? Mix, campur aduk, dan itu pula yang saya
rasakan ketika harus berusaha keras di bagian awal
menyaksikan perputaran masalah yang masih
dibangun dengan canggung itu bersama karakter
dan bahkan dialog yang seolah tidak punya pesona
yang mampu menggoda penontonnya. Kegelisahan
itu hanya hadir dari proses menunggu yang kita
jalani dalam menunggu hadirnya badai tornado,
sedangkan karakter, dialog, bahkan perputaran alur
sendiri tidak mampu menciptakan pondasi yang
baik, padahal kita sudah tahu pada akhirnya ini
akan berujung pada sebuah dramatisasi.
Nah, itu dia minus dari kisah yang ditulis oleh John
Swetnam dan dibangun oleh Steven Quale ini,
mereka tidak berhasil membentuk sebuah kombinasi
yang mumpuni antara drama dan juga jualan
utamanya, disaster. Keduanya saling membunuh,
tidak menjadi sebuah masalah jika sejak awal
drama hanya dijadikan sebagai pemanis belaka, tapi
sebaliknya secara konstan dapat terlihat dengan
sangat jelas Steven Quale terus berupaya
menciptakan momen-momen yang dapat ia gunakan
untuk memperdalam sisi drama, memperkuat cerita
dan karakter. Dan itu gagal, sisi drama sering di
push terlalu kuat, terlalu berlebihan, dan terlalu
kaku, hingga akhirnya mengganggu kekacauan
visual yang nikmat itu.
Lupa kapan terakhir kali merasa begitu senang
dalam menikmati sebuah badai dengan tampilan
kokoh bergerak memacu adrenalin (Sharknado,
mungkin), yang kemudian tanpa di sadari dapat
menarik penonton untuk menjadi pendukungnya
dalam melibas karakter-karakter yang mayoritas
sudah terasa menjengkelkan sehingga eksistensi
mereka tidak lagi menjadi sesuatu yang terasa
penting.
Apresiasi layak diberikan pada Steven Quale (visual
effects Avatar), ia mampu memanfaatkan CGI
dengan baik sehingga hadir semangat dari
“kehancuran” yang dibawa oleh tornado pada
penonton, seperti rollercoaster kecil karena tubuh
yang telah santai dengan hal-hal super standard
tadi berubah seketika ketika badai tiba. Yap, kita
akan suka bagaimana rasa takut itu dapat hadir
bersamaan dengan rasa kagum, sebuah windstorms
yang mungkin akan terkesan berlebihan tapi tetap
tidak mampu menghalangi kita untuk menilainya
sebagai sesuatu yang luar biasa.
Dan at least dengan eksistensinya Into The Storm
punya sesuatu yang menarik dibalik kumpulan hal-
hal cheesy yang tidak mampu diolah dengan baik,
pergerakan alur yang kusam, hal teknis seperti
permainan kamera yang tidak berhasil menambah
hal positif bahkan beberapa kali terasa kurang
sehat, hingga kualitas akting para aktor yang
terkesan seadanya, tidak menunjukkan
perkembangan dalam standard minimal, sehingga
tidak punya pesona yang melemahkan sisi drama
pada cerita.
Overall, Into The Storm adalah film yang cukup
memuaskan. Sangat standard memang, dan ia juga
punya penyakit dari disaster movie seperti karakter
minim pesona dalam script yang kasar, hal-hal klise
yang tidak terbangun dengan baik namun terus
dipaksakan kehadirannya, serta hiburan visual yang
menjadi senjata utama untuk menyenangkan
penontonnya. Well, setidaknya dengan keterbatasan
yang ia miliki film ini hadir dalam komposisi yang
normal sehingga tidak terasa melelahkan, dan
petualangan klise itu masih mampu menghadirkan
rasa puas bagi penontonnya.






 download film :
  Download

subtitlenya :
    Download

Leave a Reply

1. Kalau berkomentar , komentarlah yang baik :)
2. Dilarang mengandung unsur hinaan , mencela , DLL
3. Dilarang ber komentar Anonymous (bila ada saya anggap SPAM)
4. Blia belum jelas silakan Ber-tanya , insyaallah saya akan membantu
5. Apabila Tidak Punya Akun Google Silakan Pakai Facebook
6. Terima kasih Atas Kunjungannya

Thanks

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 RendyCakra - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -